Asslamu’alaikum…
Salam sejati, kehangatan ku beri,,, persahabatan yang abadi.
Gimana kabarmu sekarang?.. sudahkah engkau temui kebahagiaan yang slama ini kau nantikan. Apakah kesedihan mu kini tlah tergantikan karna kau tlah dekat dengan Nya?.
Tak terasa sudah hampir lebih dari 4 bulan kau pergi. Jujur, luka di hati ini masih belum bisa terobati. Kau pergi tanpa memberi tahu kepada kita yang menantimu. Tak pernah sedikitpun kami menyalahkan kepergianmu yang tiba-tiba dan tanpa pamit. Itu semua sudah menjadi jalan hidupmu. Tapi… kau pergi dan meninggalkan sejuta kenangan indah antara kau,aku,dan kita semua.
Ku tak tahu sudah berapa banyak air mata yang mengalir di pipi para teman-temanmu, sahabatmu, keluargamu, bahkan air mata ku sendiri. Dan ku tak tahu apa kah masih ada orang yang berbahagia atas kepergianmu. Pastinya aku tak kan menyukai orang tersebut.
Mungkin aku egois, mungkin tanggapan orang-orang menganggap sikap ku ini berlebihan. Tapi aku gak bisa mengada-ngada, memang ini yang terjadi. Memang ini yang ku hadapi. Hati ku terluka, layaknya sebatang pisau sudah menggoreskan luka di hati. Terserah apa kata mereka, tapi itu lah yang ada dan akan selalu ada.
Sobat, ingat gak? Waktu kita pertama kali bertemu. SMA yang baru kita jajaki mempertemukan kita. Sepertinya kita harus berterima kasih, tapi kepada siapa??? Hahaha
Kita dipertemukan dikelas yang sama, dan dalam kondisi yang sama. Kau jauh dari orang tua mu dan begitu juga dengan ku. Mungkin itu yang menyebabkan kita saling mengenal satu sama lain. Kau tahu perasaan ku dan ku juga begitu, tapi aku tak setegar dirimu. Yang kuat hidup menjadi seorang anak tanpa kehangatan kasih sayang dari seorang ayah.
Sejak awal aku mengenalmu, ada satu yang berbeda dari sikapmu. Entah mengapa, kehangatan dari seorang teman begitu terasa saat kau bicara. Kau orang yang baik, semua orang yang ku tahu juga mengakuinya. Masih kah kau ingat, ketika kau rela menemani ku di sekolah saat semua orang sudah mau pulang. Saat itu tak tahu apa yang harus aku katakan kepada mu. Mengucapkan terima kasih pun aku tak sempat. Saking aku salut dengan sifat setia mu terhadap temanmu itu. Sekarang ku mau mengucapkan, 2 kata yang sempat tertunda, “TERIMA KASIH” untukmu teman.
O iya, kamu ingat gak. Waktu kulitmu tiba-tiba berubah, berubah jadi gelap!! Haha… aku tau pasti gimana nasib mu saat itu, aku juga ingat. Aku Cuma mengatakan “yang sabar ya”… haha..
Hayyolah, banyak sekali cerita-cerita mu yang kau curahkan pada ku, teriakan dan tertawa lucu mu slalu terngiang di hari-hari ku. Tangisan mu tak luput juga untuk kau bagi denganku. Hah! Aku ikhlas untuk menerimanya, karena kau sahabatku.
Dulu, kita slalu cerita tentang ibu masing-masing, kau ceritakan semua tentang bundamu, bunda mu yang slalu bolak balik (padang-pkan baru-pulau kijang) demi menafkahi kau dan saudara-saudaramu. Aku juga begitu, ku ceritakan semua tentang bundaku. Semuanya! Semua yang ingin kau ketahui… tapi air mata ku tak terbendung, ketika kau meminta ku untuk menceritakan tentang papa ku sendiri. Entah apa yang kurasa saat itu, aku sangat galau. Ku ingin menjaga perasaanmu, tapi anehnya kau yang memintanya. Kau yang ingin tahu bagaimana rasanya ditemani oleh seorang papa pada saat diriku beranjak dewasa. Air mata ku tak tertehentikan ketika kau memintaku untuk menceritakannya. Tapi kau kuat, kau tegar, tak setetes air mata pun keluar dari matamu. Itu merupakan salah satu hal yang kusalutkan dari dirimu.
Hah, kenangan indah kita dan teman-teman lainnya, tak bisa ku sebutkan satu-satu. Kau begitu baik hingga sulit bagiku untuk mencari kesalahanmu. Kau seorang sosok siswa yang aktif didalam diskusi kelas, semua guru merindukan itu aku pun juga. Kau seorang teman yang periang, semua temanmu merindukan canda tawa mu itu, aku pun juga. Kau adalah sosok sahabat yang pengertian, semua sahabatmu sangat merindukan nasehat darimu, dan aku pun juga sama. Kau adalah sosok saudara akan akan slalu dirindukan oleh kami saudara-saudaramu disini.
Aneh sangat, jika kami harus menerima kabar kepergianmu. Disaat banyak orang yang menangis karena bencana dahsyat yang menimpa semua umat. Tak pernah terduga bahwa bencana itu merengut nyawa mu, dan membawamu ke sisi Pencipta-Mu. Padahal dihari itu kita baru saja merayakan ulang tahun salah satu sahabat kita. Hari itu kita tertawa, kita kegirangan, hingga kita tak tahu bahwa canda tawa itu akan menjadi yang terakhir. Huh sobat, seandainya waktu dapat diputar ulang kembali. Mungkin ku tak akan membiarkan mu pergi ke tempat itu. Tapi semuanya sudah menjadi takdirmu. Tidak ada satu orang pun yang mengharapkan hal ini terjadi.
Apakah benar seperti kata orang-orang bahwa “ orang yang baik itu lebih cepat dipanggil yang Maha Kuasa”???...
Sobat, jujur tak pernah terfikirkan oleh ku untuk ditinggal pergi olehmu selamanya. Jujur, sampai sekarang ku masih belum sanggup untuk merima kenyataan. Ku berharap kau masih ada, kau masih ada untuk menjalani masa-masa SMA kita. Ku berharap kau masih ada, la!!!
ELa,..
Ku yakin kau tahu betapa banyak orang yang sedih karena kepergianmu. Tapi, kenapa la??? Sulit La,sulit. Sangat sulit untuk menyadari bahwa kita sudah berada didunia yang berbeda.
Tak lagi hari-hari ku ditemani oleh kegiranganmu, tak lagi ku temukan orang seperti dirimu ela.
Tahu kah kau! Ketika pertama kali kami mengunjungi pusara mu. Maaf beribu maaf, kami harus menumpahkan air mata kami di tempat mu. Bukan untuk membuat mu resah, tapi kami tak tahan untuk merasakan kehilangan. Kehilangan sahabat dan sekaligus saudara, yang sangat sangat kami sayangi.
Kini kau tlah jauh la.. jauh sekali hingga tak sanggup ku raih tangan mu, tak lagi sanggup ku bensandar di pundak mu untuk menumpahkan kesedihanku. Kini kau tlah jauh, sangat jauh. Sangat jauh untuk ku temui, sangat jauh untuk ku panggil, sangat jauh untuk memelukmu. Kita merindukan kamu,ela!
Hhhmm…
Saudara ku ela,
Kini ku hanya bisa berharap, kau damai dan tenang disana. Ku yakin, ALLAH mendengarkan doa-doaku untukmu, doa-doa dari kami yang merindukanmu. Kelak ku yakin kita akan bertemu lagi.
Kelak kita akan bersama lagi…
Hanya Tuhan yang tahu kapan kita akan saling bertegur sapa, hanya tuhan yang tahu kapan kita akan menangis bersama, dan hanya Tuhan yang tahu kapan aku bertemu denganmu lagiiL
Kutipan lagu ini buat mu sobat:
“ku bernyanyi untukmu, untukmu yang kurindukan. Tetaplah setia menungguku kan kembali. Ku ingin kau tahu meskipun ku jauh, ku ada dihatimu. Ku ingin kau tahu, meskipun kau jauh, kau tetap sahabatku, SELAMANYA…..”(by:adrianmartadinata)
“segenap hatiku luluh lantak, mengiringi dukaku yang kehilangan dirimu. Sungguh ku tak mampu tuk meredam. Kepedihan hatiku untuk merelakan kepergianmu……ingin ulangi kisah takkan berakhir, namun takdir menuliskan kita harus berakhir”…(by:Samson-luluh)
Ku tulis surat ini, hanya untuk mengenangmu kembali karena ku sangat merindukanmu, merindukanmu di saat hari ulang tahunmu. Takpernah sedikitpun tersirat di benakku untuk melupakanmu. Tak pernah, I swear about that.!!..
Salam sayangku untuk mu disana…
Jaga diri, suatu saat kita akan bersua..
Persahabatan abadi, tak akan tertepis oleh ruang dan waktu. Kau ada dihati kami untuk selamanya..
Untuk sahabat ku tercinta, Lailatul Jannah…..
1 komentar:
ya aku juga merindukan mu ela
walaupun kita tidak sekelas
tapi aku tau dan bisa merasakan semangat mu
semoga beristirahat dengan tenang. RIP
NB for Fuji: kalau nulis postingan jangan di word dong!!!
Posting Komentar